Workshop Kurikulum 2013
Untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan guru menghadapi pemberlakuan kurikulum 2013 pada tahun 2014-2015 nanti, SMA FG meyelenggarakan workshop Kurikulum 2013. Workshop ini dilaksanakan pada saat libur semester 1, tepatnya tanggal 2 Januari 2014.
Workshop diikuti oleh guru, pimpinan sekolah dan yayasan baik dari SMA FG putra maupun putri, juga dihadiri peserta tamu dari SMPI Al Wafa, Setu, Kab. Bekasi.
Sesi pemaparan workshop didahului dengan pengantar oleh ketua yayasan berupa pengarahan agenda strategis SMA FG dalam 6 bulan ke depan, revitalisasi target-target yang pernah dicanangkan pada awal pendirian, serta harapan agar SMA FG menyusun road map (peta tahapan perjalanan) untuk naik level menuju sekolah berstandar internasional.
Dilanjutkan sesi inti berupa Tinjauan Kurikulum 2013 oleh Dr. Cuk Imawan. Beliau adalah dosen di Departemen Fisika Fakultas MIPA Universitas Indonesia, juga ketua Institute for Community Inventor School, sebuah lembaga konsultan sekolah milik Universitas Indonesia dan salah satu anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Tinjauan ini menekankan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada terwujudnya ‘Pembelajaran Efektif’ yang diitilahkan dengan ‘Pembelajaran Saintifik-Kontekstual’, dimana para guru dituntut untuk dapat mendesain agar dalam setiap pembelajaran siswa melakukan proses mengamati-menyanya-mengeksplorasi/bereksperimen-menalar/menganalisis-dan mengkomunikasikan. Jika semua proses ini dijalani, maka proses pembelajaran akan berisi beragam aktivitas yang merangsang minat siswa dan membentuk karakter mereka menjadi pembelajar sejati yang selalu ingin tahu, kreatif dan gigih.
Dalam kurikulum baru ini pula, para guru juga dituntut untuk melakukan penilaian yang autentik, yang menghimpun rekam jejak siswa dalam seluruh proses pembelajaran. Sehingga, metode penilaian pun menjadi beragam, meliputi: observasi, portofolio, penugasan, dan tes.
Dengan desain kurikulum yang demikian, diharapkan proses pembelajaran menjadi efektif dan di sisi lain, pembelajaran di sekolah juga benar-benar memperhatikan “Pendidikan”, bukan sekedar “Pengajaran”. Proses pendidikan benar-benar menjadi sarana pembentukan karakter siswa. Di sinilah inti ‘Pendidikan Karakter’ sesungguhnya.
Ada sisi menarik yang muncul dari dialog tentang kurikulum 2013 ini. Ketika pembelajaran dituntut untuk bersifat ilmiah (saintifik) dan penilainnya bersifat autentik (merekam seluruh proses dan terdokumentasi). Sesungguhnya, jika ditilik dari sejarah, pendekatan saintifik (baca: Ilmiah) telah diterapkan oleh para ulama Islam. Tengok saja dalam ilmu hadits, metode yang ditempuh dalam penelusuran hadits jelas sangat ilmiah dan terekam dengan sangat baik. Nama nama perawi, jalur periwayatan dan keadaan para perawi tersebut (keterpercayaan, hafalan, dll) tercatat rapi di kitab-kitab rijalul hadits. Kaum muslimin tidak asing lagi dengan tradisi ilmiah ini.
Sesi pemaparan ini berlangsung kurang lebih 2 jam, dan diikuti dengan sangat antusias oleh para guru. Sesi ini dilanjutkan dengan tanya jawab dan diakhiri dengan parktek pembuatan desain pembelajaran (RPP) ala kurikulum 2013. Tanpa terasa, waktu yang disediakan harus berakhir. Rasanya terlampau singkat untuk menuntaskan pembahasan tentang kurikulum 2013. Insya Allah workshop ini akan disusul dengan rangkaian workshop lainnya, sehingga pada waktunya nanti, sekolah dan para guru benar-benar siap menyambut pemberlakuan Kurikulum 2013. Allahumma Amiin.
